Keunikan Penentuan Awal Ramadhan Muhammadiyah Berdasarkan Perhitungan Astronomis

Keunikan Penentuan Awal Ramadhan Muhammadiyah Berdasarkan Perhitungan Astronomis

Penentuan awal Ramadhan menurut Muhammadiyah didasarkan pada hisab (perhitungan ilmiah) dan bukan dengan metode rukyat (melihat bulan). Muhammadiyah menggunakan perhitungan astronomis untuk menentukan kapan awal bulan Ramadhan dimulai. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menentukan awal Ramadhan menurut Muhammadiyah :

1. Menggunakan Hisab

Muhammadiyah menggunakan perhitungan matematis dan astronomis yang disebut Hisab Hakiki untuk menentukan awal bulan hijriyah, termasuk bulan Ramadhan. Metode ini didasarkan pada posisi hilal (bulan baru) dan kriteria tertentu, yaitu istiwaq (konjungsi) atau bulan baru yang terjadi sebelum maghrib (waktu matahari terbenam) pada tanggal 29 Sya'ban.

2. Kriteria Penentuan Awal Ramadhan

Menurut Muhammadiyah, awal Ramadhan ditentukan berdasarkan kriteria berikut :

  • Ijtimak (konjungsi) atau pertemuan matahari dan bulan harus terjadi sebelum matahari terbenam pada tanggal 29 Sya'ban.
  • Hilal (bulan muda) yang dapat terlihat harus memenuhi kriteria ketinggian minimal 2 derajat di atas ufuk, serta elongasi minimal 3 derajat setelah terjadinya ijtimak.

3. Perhitungan Secara Astronomis

Perhitungan dilakukan dengan memeriksa waktu ijtimak, ketinggian hilal, dan kondisi astronomis lainnya. Jika kriteria tersebut sudah terpenuhi, maka tanggal 1 Ramadhan ditetapkan pada keesokan harinya. Dalam hal ini, tidak perlu menunggu pengamatan hilal dengan mata telanjang atau rukyat.

4. Penetapan Awal Ramadhan

Setelah perhitungan selesai dan kriteria di atas dipenuhi, Muhammadiyah akan mengumumkan tanggal 1 Ramadhan berdasarkan hasil perhitungan tersebut. Hal ini biasanya diumumkan beberapa hari sebelum awal Ramadhan dimulai.

5. Perbedaan dengan Metode Rukyat

Metode yang digunakan Muhammadiyah berbeda dengan banyak ormas Islam lainnya di Indonesia, seperti Nahdlatul Ulama (NU), yang masih mengandalkan metode rukyat (melihat hilal secara langsung) untuk menentukan awal bulan. Oleh karena itu, awal Ramadhan Muhammadiyah sering berbeda dengan beberapa ormas lainnya.

Dengan demikian, awal Ramadhan Muhammadiyah lebih mengandalkan perhitungan ilmiah untuk menentukan kapan bulan puasa dimulai, sementara ormas lain bisa mengandalkan rukyat untuk memastikan keberadaan hilal.

Tags :