Inilah Mahar Terbaik Bagi Seorang Wanita Shalihah Menurut Agama Islam

Inilah Mahar Terbaik Bagi Seorang Wanita Shalihah Menurut Agama Islam

Pernikahan adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam pelaksanaannya, mahar atau maskawin menjadi salah satu syarat sah dari pernikahan. Namun, dalam masyarakat kita, seringkali mahar dijadikan tolok ukur status sosial atau gengsi, padahal dalam Islam, sebaik-baik mahar justru adalah yang paling ringan dan mudah.

Lalu, apa sebenarnya pandangan Islam tentang mahar? Dan bagaimana contoh mahar yang ideal menurut syariat? Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang sebaik-baik mahar bagi seorang wanita menurut agama Islam.

Pengertian Mahar Dalam Islam

Secara bahasa, mahar berarti pemberian. Dalam istilah fiqih, mahar adalah sesuatu yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita sebagai bentuk penghormatan dan tanda keseriusan dalam pernikahan. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an :

Berikanlah mahar (maskawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang wajib.
(QS. An-Nisa: 4)

Mahar bisa berupa harta, benda, ilmu, atau manfaat lain yang halal dan bermanfaat.

Sebaik-Baik Mahar Menurut Hadis Nabi

Rasulullah bersabda :

Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah (ringan).
(HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, dan Al-Hakim)

Hadis ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan umatnya untuk mempermudah pernikahan, termasuk dalam hal mahar. Kesederhanaan bukan berarti meremehkan, melainkan menekankan esensi pernikahan sebagai ibadah, bukan ajang pamer kekayaan.

Contoh Mahar Di Zaman Nabi

Banyak contoh pernikahan di zaman Rasulullah yang menunjukkan kesederhanaan mahar :

1. Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra

Mahar dari Ali untuk Fatimah adalah baju besi. Bahkan sebelum itu, Ali tidak memiliki apa-apa sampai Nabi menanyakan apa yang ia punya. Ketika Ali sebutkan baju besinya, Nabi menyetujuinya sebagai mahar.

2. Seorang sahabat dan wanita dari Anshar

Dalam suatu riwayat, ada seorang sahabat yang tidak memiliki harta untuk diberikan sebagai mahar. Maka Rasulullah bertanya, "Apakah kamu hafal sesuatu dari Al-Qur'an?" Lalu beliau menikahkannya dengan wanita tersebut dengan mahar mengajarkan Al-Qur'an.

Dari sini kita belajar bahwa nilai spiritual dan niat tulus jauh lebih penting daripada nilai materi dalam mahar.

Tujuan dan Hikmah Kesederhanaan Mahar

Mengapa Islam menyukai mahar yang ringan dan sederhana? Berikut beberapa hikmahnya :

  1. Mempermudah Jalan Menuju Pernikahan Mahar yang ringan mencegah terjadinya penundaan atau penghalang pernikahan karena alasan finansial. Ini juga membantu menghindari perzinahan yang terjadi karena sulitnya menikah.
  2. Menumbuhkan Rasa Ikhlas Mahar yang ringan menunjukkan bahwa cinta dan niat baik dalam membangun rumah tangga lebih utama dari hal duniawi.
  3. Mengikuti Sunnah Rasulullah Meneladani Nabi adalah bukti cinta seorang Muslim kepada Rasulnya. Ketika Rasul memudahkan mahar bagi putrinya dan para sahabat, itu adalah teladan yang seharusnya diikuti.

Bolehkah Menentukan Mahar Mahal?

Dalam Islam, mahar tidak dibatasi secara nominal, artinya boleh mahal asalkan tidak memberatkan. Rasulullah sendiri pernah menerima mahar yang tinggi, seperti dalam pernikahan Umar bin Khattab dengan Ummu Kulthum, yang disebutkan mahar mereka cukup besar. Namun, Islam tetap mengutamakan prinsip kemudahan dan tidak membebani.

Allah SWT juga berfirman :

Dan jika kamu ingin mengganti istri (dengan istri yang lain), sedang kamu telah memberikan kepada salah seorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya sedikit pun.
(QS. An-Nisa: 20)

Ayat ini membolehkan memberikan harta yang banyak sebagai mahar, namun tidak menjadikannya sebagai keharusan.

Panduan Menentukan Mahar Dalam Pernikahan

Berikut beberapa panduan Islami dalam menentukan mahar :

  • Disesuaikan dengan kemampuan calon suami
  • Tidak menjadi beban atau sumber hutang
  • Bersifat halal dan bermanfaat
  • Disepakati bersama tanpa paksaan
  • Diniatkan sebagai bentuk ibadah, bukan ajang gengsi

Kesimpulan

Islam adalah agama yang memudahkan, termasuk dalam urusan pernikahan. Dalam hal mahar, sebaik-baik mahar adalah yang paling ringan dan mudah, karena itulah yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat. Kesederhanaan mahar tidak mengurangi nilai pernikahan, justru memperkuat fondasi ibadah dan keikhlasan dalam membangun rumah tangga.

Mari kita kembali kepada esensi pernikahan dalam Islam : membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah serta bukan sekadar urusan materi. Dengan mahar yang sederhana, insya Allah rumah tangga akan lebih berkah dan langgeng.

Tags :